Pengertian, Bentuk, Macam, Contoh Segata Bukahaga atau Buhaga/Bukhasan (Pantun Percintaan) dalam Bahasa Lampung

  • Whatsapp
Pengertian, Bentuk, Macam, Contoh Segata Bukahaga atau Buhaga/Bukhasan (Pantun Percintaan) dalam Bahasa Lampung
Pengertian, Bentuk, Macam, Contoh Segata Bukahaga atau Buhaga/Bukhasan (Pantun Percintaan) dalam Bahasa Lampung

Pengertian dari Sagata/segata buhaga/bukhasan/bukahaga artinya adalah sebuah bentuk dari jenis sagata yang dimana mempunyai berbagai macam bentuk rangkaian kata yang berada di dalam kalimat yang akan memiliki berbagai maccam bentuk makna terhadap sebuah keinginan terhadap seseorang baik dalam bentuk percintaan.

Bentuk sagata ini berisikan pengungkapan isi hati sepasang remaja yang sedang bercinta. Adapun bentuk dan macam-macam/jenis-jenis sagata buhaga ini antara lain sebagai berikut:

Bacaan Lainnya

1). Sasimbatan (bersahut-sahutan)

Sesimbatan merupakan jenis pantun saling bersahutan antara muli (gadis) dan mekhanai (bujang) dalam sebuah acara adat pernikahan atau pergaulan sehari-hari. Contohnya:

Bujang:

Api kik lawok angkat

Nyimbin iwane kodo

Api kham mufakat

Dacok kikhani kodo

Gadis:

Nangun kik lawok angkat

Iwane santokh nyimbin

Kuti haga mufakat

Hakhus pai penyin-penyin


2) Dilom Sukhat (Di Dalam Surat)


Sagata ini biasanya dilakukan dengan berkirim surat antara sepasang remaja untuk mengutarakan isi hati nya masing-masing. Adapun bentuknya sama dengan sagata sasimbatan di atas.


3) Dilom Babah (Di Dalam Pembicaraan)


Sagata ini diutarakan secara langsung dalam suatu musyawarah (biasanya ketika meminang gadis).
Contoh:
Mahappun sikindua numpang ngelokkon cawa, gegoh hani sgata ni sanak.

4) Dilom Dawakha


Sagata ini merupakan pemberitahuan kepada gadis atau keluarganya, bahwa ada seseorang bujang akan berkunjung/bertandang. Biasanya sagata ini dilakukan dihalaman rumah atau disuatu tempat.
Contohnya:

Mati khebu lalubi
Suluh pu halom-halom
Jak jawoh adik kunanti
Kusansat luwah kelom

Pekon ampai pekon kham
Banjakhbatin wat suha
Kik nyak yu santokh tikham
Kik adek halok mawat

5) Sagata Ngangga Hinik


Sagata Ngangga Hinik ini akan dilakukan seorang bujang ketika ia akan berkunjung ketempat si gadis. Setelah ia berada disamping/di halaman atau belakang rumah si gadis, ia memberi kode dengan menyalakan korek api, sinar baterai atau memetik jari jempol dan telunjuk (methek). Ini dilakukan berkali-kali sampai ada balasan bahwa si gadis bersedia untuk ditemui atau orang tuanya memberitahukan bahwa si gadis tidak dirumah atau sakit.
Contoh sagata ngangga hinik adalah sebagai berikut:

Kota dalom pekon lom
Khang laya batukhaja
Ku bidi kelom-kelom
Niat haga putungga

6) Sagata Nangguh (Pamitan)


Bentuk pantun ini disampaikan oleh gadis secara bergantian pada saat pertemuan dalam suatu kegiatan perkawinan. Kelompok gadis ini terbagi menjadi dua macam, yaitu kelompok gadis tuan rumah/muli baya dan kelompok gadis tamu/muli kawakhi.
Contoh segata nangguh:

Awal pembukaan:
Tuan rumah:
Sikop buhinjang kawai
Ali-ali dijakhi
Kawakhi ampai sampai
Api kabakh ni dudi

Tamu:
Sikop buhinjang kawai
Ali-ali dijakhi
Selamat pakhda munyai
Khena kabakh kham dudi

Saat gadis tamu akan pulang:
Tamu:
Kham pulipang betik
Andana ti takhima
Hanekan si ti kanik
Ngahakhap kilu khila

Tuan Rumah:
Ganta kodo kham lipang
Tekhima kasih siya
Hanekan si ti hiding
Mak luwah kimak khila

7) Sagata Salayuh


Bunyi segata/sagata ini menyatakan bagi pendengarnya karena bahasa dan kata katanya tidak teratur dan kasar berupa sindiran-sindiran kasar.
Contoh :
Khadu lohot ne mak ku
Iya cawa jama bapak
Enggok nyak ngamantu
Kik muli kicut pudak

8) Sagata Ijah Tawai


Segata Ijah Tawai ini berisi nasihat, petuah, ajaran dan pendidikan (edukasi) yang dapat memotivasi teman, rekan kerja dan kegiatan-kegiatan resmi lainnya.
Contohnya:
Wat dabingi dawah
Bukti uwat ni Tuhan
Dikhi kham kecah-kecah
Munggak medoh bu iman

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *