Kuntara raja niti ialah geghal kitab Undang-Undang hukum adat masyarakat Lampung di Pubiyan dan sebagian Pesisir yang berisi aturan hidup.
Di bah sinji gham haga bahas cutik gawoh bagian isi kitab sina tapatni di BAB 1 tentang Aturan Negeri.
Pasal 1:
Dalam pasal 1 kitab Kuntara Raja Niti, terdapat beberapa isi yang menyangkut aktivitas sehari-hari yang harus bernilai positif (baik) di lingkungan masyarakat seperti:
- Kamak/Kamah di muka di belakang “kotor di muka dan di belakang”. Maknanya adalah suatu negeri akan tercela bila masyakaratnya tidak menjaga kebersihan, kotor dimana-mana;
- Mak bupakalan ghagah “Tidak memiliki tempat mandi khusus laki-laki”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak menjaga kesehatan;
- Mak Busesat “Tidak berbalai adat”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak memiliki balai adat tempat bermusyawarah.
- Mak bulanggagh mak bumasjid “tidak memiliki langgar tidak memiliki masjid”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak memiliki tempat beribadah;
- Mak ngegantung kalekup “Tidak menggantung kentongan”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak mempunyai kentongan atau tanda bunyi sebagai alat penunjuk waktu;
- Mak bugeduk “tidak memiliki beduk”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak menjaga keamanan;
- Hun/Ulun kughuk tiyuh/anek mak ngeliyak/ngenah dandan batin “Orang masuk kampung tidak melihat tanda-tanda kepala adat”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak mengenal tanda-tanda kepada adat (norma-norma/tata-tertib);
- Mak bukahandak/bekehendak “Tidak berkehendak”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya tidak memiliki prakarsa, kemauan dan kehendak;
- Kughang Kan’an “Kurang makanan”. Maknanya suatu negeri akan tercela bila masyarakatnya kekurangan pangan (bahan makanan);
- Punyimbang lom/lem tiyuh/anek mak sai tungkul “suatu negeri akan tercela bila pemimpinnnya tidak ada yang sepakat”.
Pasal 2:
Pada pasal 2 kitab kuntara raja niti terdapat 6 point-point penting kehidupan sai perlu dilaksanaken iyulah:
- Cawa/cawo sai puluh sudi cukup “kata satu dari sepuluh itu sudah cukup”. Maknanya suatu negeri akan berbahagia apabila masyarakatnya hemat dapat membelanjakan sesuatu sesuai dengan kebutuhan;
- Muli-meghanai/mulei-mekhanai lamon/nayah sai ghantak sapuk “pemuda-pemudi giat bekerja”. Maknanya suatu negeri akan berbahagia bila generasi mudanya rajin, tekun, ulet, dan giat bekerja;
- Rajani/Ghajono sabar “Rajanya sabar”. Maknanya suatu negeri akan berbahagia bila pemimpinnya demokratif, arif dan bijaksana;
- Anak buwah makai kekigha/kekigho. Maknanya suatu negeri akan berbahagia bila rakyatnya saling tenggang rasa, menghargai, dan menghormati orang lain;
- Tanom/tanem tumbuh selamat “tanaman tumbuh sehat”. Maknanya suatu negeri akan berbahagia bila tanaman yang ditanam tumbuh subur, banyak buahnya sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat;
- Punguluni/no pulanggagh “Para ulamanya rajin pergi ke tempat beribadah”. Maknanya suatu negeri akan berbahagia bila ulama di kampung itu rajin memimpin jamaahnya di tempat-tempat ibadah, memberikan ilmunya kepada masyarakat di tempat itu.
Sumber Referensi: Belajar Bahasa Lampung Kelas 2 Penerbit Gunung Pesagi 2002 (dalam buku Warsiyem, S.Pd., M.Pd. dan Marlia, A.Md dan Zuniar Z.A, S.Pd.. Hanggum Bubahasa Lampung. Bandarlampung: Gunung Pesagi).
1 Komentar